Iklan Sponsor

Iklan

Iklan Sponsor

Iklan

terkini

Karena Buku Inilah Indonesia Dijajah Belanda

arung sejarah
, 11:00 WIB Last Updated 2023-06-14T13:39:57Z

ARUNGSEJARAH.COM - Karena Buku Inilah Indonesia Dijajah Belanda.

 

Namanya Jan Huygen van Linschoten. Ia lahir di Haarlem antara tanggal 16 September 1563 dan tanggal 8 Februari 1563.

Ia merupakan pelaut dan pedagang berkebangsaan Belanda yang pernah ikut bekerja di kapal Portugis dari tahun 1579-1592.

Setelah kembali ke Belanda, ia pun menyempurnakan tulisannya tentang pelayarannya tersebut dan menerbitkannya pada tahun 1596.

Buku tersebut sangat laku di Eropa dan diterbitkan dalam beberapa bahasa, antara lain dalam bahasa Jerman dan Inggris pada tahun 1598.

Akibat beredarnya buku yang berisi rahasia pelayaran Portugis tentang sumber rempah-rempah yang sangat dicari di Eropa ini, tentu saja sangat tidak disukai Portugis. Orang-orang Portugis pun menyimpan dendam pada orang-orang Belanda yang membuat dikemudian hari kedua bangsa ini banyak terlibat pertempuran dalam memperebutkan sumber rempah-rempah di Nusantara.

***

Karena Buku Inilah Indonesia Dijajah Belanda Ratusan Tahun, #idwar anwar, idwar anwar, novel la galigo, silsilah la galigo, sawerigading, buku idwar anwar, penulis novel la galigo

Jan Huygen van Linschoten, lahirnya di Haarlem antara tanggal 16 September 1563 dan tanggal 8 Februari 1563. Penanggalan kelahirannya ini diambil dari dua sumber yang berbeda.

Dalam buku Geeraerdt Brandt, Historie Der vermaerde Zee-en Koopstadt Enkhuizen (edisi kedua) hal. 295 tercatat: “Linschooten meninggal di Enkhuizen pada tahun 1611 tanggal 8 Februari, dalam usia 48 tahun”.

Data lain menuliskan bahwa dalam pengesahan notaris tanggal 16 September 1592, Linschooten disebut 'berusia 29 tahun'. Data ini termuat dalam Lampiran J. de Vries van Doesburgh dalam: ‘Reizen van Jan Huyghen van Linschoten naar het noorden’ (Perjalanan Jan Huyghen van Linschoten ke utara) yang diedit oleh SP Honoré Naber.

Penambahan kata “van Linschoten” dapat menunjukkan bahwa keluarganya berasal dari desa Utrecht, yang berada di sebelah barat Den Haag yang merupakan pusat pemerintahan dan kedudukan monarki Kerajaan Belanda.

Dari kota tempat tinggalnya di Enkhuizen, Belanda, van Linschoten melakukan perjalanan ke Portugal pada tahun 1579. Ia kemudian melanjutkan perjalanan ke Goa, India dan ke kemudian juga berlayar ke beberapa wilayah lainnya. Linschoten kembali pada bulan September tahun 1583.

Kendati pernah mengalami sakit parah yang hampir merenggut nyawanya, namun pada September 1583, ia kembali melakukan pelayaran ke berbagai wilayah termasuk ke Nusantara, antara lain Jawa dan Malaka.

Selama berada di Goa, Linschoten membuat tulisan tentang perjalanannya yang merupakan sebagian besar bahan yang terdapat dalam bukunya.

Pada 2 Januari hingga 17 Juli 1592, Linschooten tinggal di ibu kota Portugis untuk mengelola bisnisnya.

Setelah sekitar 13 tahun menjalani pengembaraannya, pada tanggal 22 Juli 1592, Linschoten pun kembali ke negaranya dan tiba tanggal 3 September 1592 di Enkhuizen.

Diperkirakan, Linschoten melakukan revisi substansial terhadap tulisan perjalanannya saat kembali ke Belanda.

Dalam proses revisi ini, Linschoten dibantu dalam oleh sarjana dan dokter Belanda Bernardus Paludanus (Barent ten Broecke), yang merupakan teman Linschoten melakukan perjalanan ke Levant.

Edisi pertama bukunya juga mencakup 36 pelat berdasarkan gambar yang dibuat oleh Linschoten sendiri. Bagian teks diantologikan oleh Richard Hakluyt dan Samuel Purchas.

Akhirnya Itinerario, Voyage ofte Schipvaert van Jan Huygen van Linschoten naer Oost ofte Portugaels karya Jan Huyghen van Linschoten ini pertama kali diterbitkan dalam bahasa Belanda pada tahun 1596 di Amsterdam oleh Cornelis Claeszoon.

Meski ada juga yang tercetat dengan angka tahun 1595 yang diperkirakan merupakan cetakan yang dipercepat untuk sebuah keperluan, salah satunya yang dilaksanakan oleh De Houtman dkk.

Itinerario pun diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan oleh John Wolfe di London pada tahun 1598. Terjemahkan bahasa Jermannya juga terbit pada tahun 1598. Sedangkan terjemahan dalam bahasa Latinnya terbit pada tahun 1599 dan dalam bahasa Prancis pada tahun 1610.

Teks bahasa Belanda tersebut telah melalui beberapa edisi dan dicetak ulang oleh De Linschoten-Vereniging di Belanda.

Buku yang ditulis Linschoten ini berisi Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis. Bahkan buku ini juga memuat berbagai peta dan deskripsi yang rinci mengenai jalur pelayaran yang dilakukan Portugis ke Hindia Timur, lengkap dengan segala permasalahannya.

Dengan akses yang dididapatkan dari kakaknya bernama Willem yang memiliki hubungan dekat dengan Uskup Agung yang baru di koloni Portugis di Goa, Linschoten mampu mendapatkan peta dan informasi penting lainnya tentang perdagangan dan navigasi Portugis di Asia Tenggara. Ia juga memanfaatkan kemampuan grafisnya untuk menyalin dan menggambar peta baru. Ia juga mereproduksi semua informasi bahari dan perdagangan yang telah dirahasiakan Portugis selama lebih dari Satu Abad lamanya.

Buku ini pun sangat laku di Eropa. Namun tentu saja hal ini tidak disukai Portugis yang kemudian menyimpan dendam pada orang-orang Belanda.

Berkat Linschoten inilah, Belanda akhirnya mengetahui banyak persoalan yang dihadapi Portugis di wilayah baru tersebut dan juga rahasia-rahasia kapal serta jalur pelayarannya.

Berkat informasi yang mendetail tersebut, para pengusaha dan penguasa Kerajaan Belanda pun kemudian segera membangun dan menyempurnakan armada kapal-kapal lautnya. Mereka sangat ingin merebut dan memonopoli perdagangan di dunia selatan yang kaya raya, sehingga tidak kalah dengan kerajaan-kerajaan Eropa lainnya.

Pada tahun 1595 Kerajaan Belanda pun mengirim satu ekspedisi pertama menuju Nusantara yang disebutnya Hindia Timur. Ekspedisi ini terdiri dari empat buah kapal dengan 249 awak yang dipimpin Cornelis de Houtman, seorang Belanda yang telah lama bekerja pada Portugis di Lisbon.

Inilah pelayaran Belanda pertama yang dilakukan ke Nusantara yang kemudian berlanjut dengan pelayaran-pelayaran berikutnya. Karena para pedagang Belanda sering berselisih dalam perdagangan dan untuk menguatkan posisi pedagang Belanda di antara pedagang-pegangan utamanya Portugis, maka pemerintah Belanda pun akhirnya mendirikan Perserikatan Dagang Hindia Timur atau yang lebih dikenal dengan nama VOC. (IDWAR ANWAR)

Tonton Videonya di Youtube IDWAR ANWAR

Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Karena Buku Inilah Indonesia Dijajah Belanda

Terkini

Iklan

Close x